Pengertian Dewa dan Bhatara
Dalam kakawin Negara Kertagama pupuh 27.2. tertulis mengenai istilah Dewa untuk memuji raja Hayam Wuruk : singih dewa manindarat juga siran lumanlan i jagat. artinya : Sungguh beliau Dewa menjelma, sedang mengedari dunia.
pada pupuh 1.2. tertulis mengenai Bhatara : haji rajasanagara wiçesa bhupati, saksat janma bhatara natha siran anhilanaken i kalankaniɳ praja. artinya : Raja Rajasanagara yang sedang memegang tampuk negara bagai titisan Bhatara beliau menyapu duka kerajaan.
kata Dewa dan Bhatara dipergunakan pada masa majapahit merujuk pada Tuhan, atau paling tidak sifat Tuhan. sifat Tuhan yang Maha Menghidupkan disebut Bhatara Brahma, yang Maha Mengatur disebut Bhatara Wisnu, yang Maha Melebur disebut Bhatara Siwa.
Dewa berasal dari bahasa sansekerta yaitu 'Div', artinya sinar. sedangkan Bhatara berasal dari kata 'Bhatr', artinya penguasa. jadi Dewa Wisnu misalnya akan dipergunakan untuk menunjukkannya dalam sifat keTuhanan yang menyinari dunia. sedangkan Bhatara Wisnu akan dipergunakan untuk kalimat yang terkait posisinya sebagai Penguasa yang mengatur alam semesta.
penguasa waktu juga disebut dengan Bhatara Kala, jarang sekali orang menyebutnya sebagai Dewa Kala,
semoga tetap bersemangat melestarikan adat, tradisi, sejarah, budaya dan sp[iritualitas Nusantara,,, Semoga damai selalu,,, Rahayu mulyaning jagat...