Postingan

Menampilkan postingan dengan label neraka

SAD RIPU DAN SAPTA TIMIRA

Gambar
a). Sad Ripu Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri atau enam musuh yang ada dalam diri manusia. Musuh-musuh yang termasuk Sad Ripu yaitu: 1). Kama, artinya sifat penuh nafsu atau keinginan indrianya. 2). Lobha, artinya sifat tamak atau serakah (rakus). 3). Krodha, artinya sifat kejam dan pemarah. 4). Mada, artinya sifat mabuk dan kegila-gilaan. 5). Moha, artinya sifat bingung dan angkuh. 6). Matsarya artinya sifat dengki dan iri hati. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa musuh yang paling berbahaya berada dalam diri manusia yang terletak di dalam hatinya. Musuh ini tidak terlihat tetapi mampu mendatangkan bahaya besar seperti perkelahian bahkan perang antar manusia pun bisa terjadi. Musuh itu tidak dapat dibunuh, namun musuh itu dapat dikendalikan. Apabila manusia mampu menguasai dan mengendalikan Sad Ripu itu, maka mereka akan hidup damai dan bahagia. Sebaliknya kalau Sad Ripu itu dibiarkan mengendalikan dan menguasai diriny

Suargaloka, Narakaloka DAN Mokshaloka

Suargaloka, Narakaloka DAN Mokshaloka Upanisad juga bicara tentang sorga dan neraka. Sorga berasal dari kata "Svar" dan "ga", yang artinya pergi ke tempat cahaya. Sorga dalam konsep Hindu bukanlah tempat untuk memuaskan keinginan-keinginan atau nafsu-nafsu tubuh. Sorga adalah dunia cahaya. Jiwa adalah cahaya. Tubuh yang menjadi sumber nafsu dan penderitaan tidak ada di sorga. Neraka digambarkan dengan cara yang sangat menahan diri. Pustaka Suci Hindu tidak mengajarkan kenikmatan dari penderitaan orang lain. Dari hampir 25.000 mantra Veda, hanya ada tiga mantra yang menjelaskan tentang neraka. Dari seluruh Upanisad, hanya ada satu teks tentang neraka. "Ada dunia-dunia yang dihuni raksasa, wilayah kegelapan yang pekat. Siapapun dalam hidupnya menolak Jiwa jatuh ke dalam kegelapan kematian" Dalam Pustaka Suci Hindu, neraka hanya digambarkan sebagai tempat kegelapan, yang dihuni oleh orang-orang yang tidak setia, yang berbuat asubha karma, dan para penyihir. N

Renungan beriman

RENUNGAN AKHIR TAHUN KOBOHONGAN Al Kisah, Abu Nawas berjalan di tengah pasar, sambil melihat ke dalam topinya, lalu tersenyum bahagia. Orang-orang pun heran, lalu bertanya;  _“Wahai saudaraku Abu Nawas apa gerangan yang engkau lihat ke dalam topimu yang membuatmu tersenyum bahagia?”_ _“Aku sedang melihat surga yang dihiasi barisan bidadari.”_ Kata Abu Nawas dengan ekspresi meyakinkan.  _“Coba aku lihat?”_ Kata salah seorang yang penasaran melihat tingkah Abu Nawas.   _“Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat.”_ Kata Abu Nawas.  _“Mengapa?”_ Tanya orang-orang di sekitar Abu Nawas yang serempak, karena sama-sama semakin penasaran. _“Karena hanya orang beriman dan sholeh saja, yang bisa melihat surga dengan bidadarinya di topi ini.”_ Kata Abu Nawas meyakinkan. Salah seorang mendekat, lalu berkata; _“Coba aku lihat.”_ _“Silahkan”_ kata Abu Nawas. Orang itu pun bersegera melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang di