Postingan

Menampilkan postingan dengan label pneumonia

MENGHARGAI WAKTU BERSAMA

Hari2 skrg ini hari2 yg ga menentu. Artinya sungguh kita tidak bisa memprediksi apa yg bakal terjadi dalam keluarga dan lingkungan kita dlm 5 hari ke depan. Aku sudah melihat teman2 yg 5 hari lalu masih menyapa, tiba2 hilang kena covid seperti disapu tsunami. Tidak terduga.   Karena itu hargailah waktu kebersamaan kita. *** Klo anak kita rewel, nakal, bikin kotor, ya syukurilah mereka masih ada bersama kita. Jangan marah2. Diberitahu dgn lembut. Ajari mereka juga utk menghargai waktu mereka bersama kita. Karena siapa tau mereka juga bisa kehilangan kita. Pasti klo diingatkan dmk, respons mereka akan berbeda. Pasti mereka juga takut kehilangan. Hargailah waktu ketika mereka masih ada. *** Klo suami ato istri menjengkelkan, tidak kooperatif, ngomelan, dll. bersikap tidak seperti yang kita harapkan, ya syukuri mereka masih hadir dalam hidup kita, masih tidur di samping kita wlp menjengkelkan. Jangan diajak bertengkar. Siapa salah siapa benar ga penting. Suami-istri itu satu unit. Klo s

Fogging Niskala Virus Corona

Om swastiastu......semeton.....ngiring wantu pemerintah memerangi wabah covid19 dengan sekala dan niskala......benjang hari yang baik melakukan niki...saking siang siang rumah dumun...ngiring rereh bahan ne...sangat mudah didapat...... FOGING NISKALA  (cara teradisional menghalau wabah CORONA) …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Saat ini sesuai anjuran pemerintah cara terbaik untuk menghadapi berkembangnya gerubug virus corona, adalah dengan memotong siklus penyebaran, diantaranya dengan mengurangi kontak langsung terhadap suspek (orang yang diduga) terpapar virus corona. Selalu menjaga kebersihan lingkungan dan badan, juga tak kalah penting adalah agar tetap TENANG, kendalikan diri. Jangan sampai karena PANIK berlebih membuat situasi justru semakin kacau memburuk.  BALI memang tidak KEBAL dari VIRUS, epidemi, wabah penyakit, kerapkali disebut Gerubug, Sasab, Merana dll, banyak catatan sejarah memuat bagaimana banyak manusia Bali menjadi korban keg