Postingan

Menampilkan postingan dengan label leluhur

CALONARANG PANCA DURGA

Gambar
#SahabatBudaya Calonarang Panca Durga adalah pementasan calonarang yang menggunakan 5 karakter Topeng Rangda yang melambangkan perwujudan kemarahan Dewi Parwati menjadi Bhatari Panca Durga (lima durga). Lima Rangda tersebut akan menari di lima penjuru arah mata angin sesuai dengan Durga yang diperankannya yaitu, Sri Durga berstana di arah timur, Raji Durga berstana di selatan, Suksmi Durga berstana di barat, Gauri Durga berstana di utara dan Maya Durga berstana di tengah.  Dalam Lontar Panca Durga, kelima perwujudan Dewi Durga itu akan bersemedi untuk menyebarkan ketakutan di dunia. Sri Durga bersemedi di arah timur menciptakan mahkluk halus bernama Kalika-Kaliku, Yaksa-Yaksi, Dengen, Sepah dan Kubanda, terjadilah wabah Utah Bayar (muntaber).  Raji Durga bersemedi di arah selatan terciptalah, Jin, Setan, Jukih dan Bregala-Bregali, terjadilah wabah Rug Bhuana. Suksmi Durga bersemedi di barat terciptalah mahkluk halus Pemala-Pemali, Sampulu

Pengertian Dewa dan Bhatara

Gambar
Dalam kakawin Negara Kertagama pupuh 27.2. tertulis mengenai istilah Dewa untuk memuji raja Hayam Wuruk : singih dewa manindarat juga siran lumanlan i jagat. artinya : Sungguh beliau Dewa menjelma, sedang mengedari dunia.  pada pupuh 1.2. tertulis mengenai Bhatara : haji rajasanagara wiçesa bhupati, saksat janma bhatara natha siran anhilanaken i kalankaniɳ praja. artinya : Raja Rajasanagara yang sedang memegang tampuk negara bagai titisan Bhatara beliau menyapu duka kerajaan. kata Dewa dan Bhatara dipergunakan pada masa majapahit merujuk pada Tuhan, atau paling tidak sifat Tuhan. sifat Tuhan yang Maha Menghidupkan disebut Bhatara Brahma, yang Maha Mengatur disebut Bhatara Wisnu, yang Maha Melebur disebut Bhatara Siwa. Dewa berasal dari bahasa sansekerta yaitu 'Div', artinya sinar. sedangkan Bhatara berasal dari kata 'Bhatr', artinya penguasa. jadi Dewa Wisnu misalnya akan dipergunakan untuk menunjukkannya dalam sifat keTuhanan yang menyinari dunia. sedangkan