Fogging Niskala Virus Corona


Om swastiastu......semeton.....ngiring wantu pemerintah memerangi wabah covid19 dengan sekala dan niskala......benjang hari yang baik melakukan niki...saking siang siang rumah dumun...ngiring rereh bahan ne...sangat mudah didapat......
FOGING NISKALA 
(cara teradisional menghalau wabah CORONA)

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Saat ini sesuai anjuran pemerintah cara terbaik untuk menghadapi berkembangnya gerubug virus corona, adalah dengan memotong siklus penyebaran, diantaranya dengan mengurangi kontak langsung terhadap suspek (orang yang diduga) terpapar virus corona. Selalu menjaga kebersihan lingkungan dan badan, juga tak kalah penting adalah agar tetap TENANG, kendalikan diri. Jangan sampai karena PANIK berlebih membuat situasi justru semakin kacau memburuk. 

BALI memang tidak KEBAL dari VIRUS, epidemi, wabah penyakit, kerapkali disebut Gerubug, Sasab, Merana dll, banyak catatan sejarah memuat bagaimana banyak manusia Bali menjadi korban keganasan berbagai wabah, TETAPI leluhur kitapun mampu SELAMAT melalui semua itu. Beruntung pula luluhur kita telah MENCATAT, mewariskan berbagai cara mereka melewati beragam WABAH epidemi mematikan itu.

Agar tetap bisa TENANG terkendali salah satu caranya adalah lebih mendekatkan diri kepada Ida Sanghyang Widi. Untuk itu agama Hindu Bali (Gama Bali), para leluhur  melalui berbagai lontar-lontar pingit TELAH mewariskan pengalaman mereka yang tertulis dalam beragam lontar, terutama yang bergenre USADHA. Ada beragam metoda yang dapat diterapkan secara Tradisional, NISKALA (spiritual magis) yang bisa digunakan untuk melengkapi upaya SEKALA (tindakan nyata, medis) supaya terbebas dari wabah grubug, misalnya saat epidemi Corona. Lontar Usadha Rare lan Panundung Grubug pada lembar 29.b menyebutkan salah satu cara untuk menghilangkan segala macam GERING (penyakit manusia), GRUBUG (wabah penyakit) SASAB (penyakit pada binatang), MERANA (penyakit hama pada tumbuhan) sebagai berikut:

“Iki Panundung gring grubug sasab merana, sa, pasepan, Trikatuka, uyah uku, sindrong genep, Temako, lepukakna ri pakarangan nia, dudus pupuning wong lara wenang, Pa, doh sarwa lara, gring grubug sasab merana, wenang ring bhyantara sandikala gelarang”.

Terjemahan :
Inilah pengusir penyakit wabah, penyakit pada binatang, hama tumbuhan, sarana, pasepan, bawang merah, bawang putih, jangu, garam kasar, sindrong lengkap, Tembakau, asapi di pekarangan, asapi kaki orang sakit juga boleh, manfaat, jauhlah segala penyakit, wabah,  penyakit pada binatang, hama penyakit pada tumbuhan, boleh dilakukan saat hari kajeng menuju sandikala.

Metoda PANUNDUNG (pengusir) penyakit ini menggunakan berbagai jenis bahan yang sangat penting dalam ranah usadha (pengobatan tradisional), misalnya bawang merah memiliki berbagai manfaat obat, termasuk mampu menghalau segala jenis kekuatan UGIG (jahat). Semua sarana kemudian dibakar agar memunculkan asap mengepul, mirip dengan metoda foging. TEMBAKAU sudah terbukti secara empiris mampu membunuh kuman, penyakit. Ritus magis ini tidak menggunakan mantra, TETAPI patut disertai niat, doa memuja kehadapan SANGHYANG AGNI (dewa api) agar beliau berkenan membakar segala penyakit, wabah. 
Selanjutanya mohon juga kehadapan SANGHAYNG TIGA SAKTI (Trimurti) Brahma, Wisnu, Iswara diwakili pengunaan Bawang, Kesuna dan Jangu (trikatuka). Api yang berwujud kepulan asap secara magis dianggap sangat bermanfaat untuk mengusir segala entitas negative, sebagai salah satu wujud api dengan gelar DHUMAKETU (bermahkota asap) memiliki kekuatan penghancur musuh (wabah) disebut DANANJAYA.

Siapkan tempat tungku pembakaran, umumnya berbahan tanah liat, seringkali disebut “sasenden”, boleh juga dengan bahan lain yang terpenting adalah tahan api, letakan kayu bakar (boleh dengan dupa) secukupnya, nyalakan dengan api, kemudian masukan bahan penting berupa Trikatuka, garam uku secukupnya, sindrong jangkep, dan tembakau secara perlahan. Upayakan agar asap lebih dominan dibanding kobaran api, agar asap dapat mengepul keatas, kesemua tempat. 
Agar daya jangkunya lebih luas, pasepan ini dapat diletakan dihalaman rumah, boleh dibawa keliling disekitar rumah ataupun dibawa masuk kekamar, biarkan semua bahan habis terbakar, selanjutnya bisa diulangi tiga (3) hari setelahnya, saat KAJENG, bisa dilakuan berulang-ulang kali. Saat foging ini dilakukan dikamar, tutup semua ruangan kurang lebih 30 menit, kemudian dibuka, biarkan asap keluar, pastikan posisi pasepan tidak membakar benda lain yang membahayakan.

Saat TILEM KESANGA tanggal 24 maret 2020, adalah dewasa sangat TEPAT untuk melakukan foging niskala ini, selain KAJENG, saat itu juga berbagai energi halus, entitas niskala berkumpul dalam jumlah besar.

Bagi yang telah cukup paham membuat Rerajahan maka Rajah SANGHYANG BAKSA-GNI dapat pula ditambahkan, (TIDAK HARUS), sebagai variasi pelengkap, mengingat perwujudan Api menurut weda dikenal pula sebagai entitas yang dapat melahap memakan apa saja, SARWA BAKSA, termasuk berbagai jenis penyakit, secara niskala, tentunya.
Ritus ini bukan hanya efktif secara niskala untuk virus Corona tetapi sangat baik juga untuk segala jenias wabah, penyakit musiman, misalna DBD (demama berdarah) dll.

Cara lain pun dapat digunakan untuk menetralisir berbagai wabah penyakit, yaitu cukup dengan menghaturkan SEGEHAN NASI KEPEL, sebanyak 3 kepel, dialasi daun pisang, dengan ulam berupa uyah, areng, bawang jahe, dihaturkan di-LEBUH (depan pintu masuk utama rumah) kepada I Ratu Gede Mecaling. Konon berbagai wabah penyakit salah satu penyebabnya adalah akibat I Ratu Gede Mecaling berkeliling mencari tumbal PANJAK (abdi pengikut).
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Paramasuksma

IBM Bhaskara.

Postingan populer dari blog ini

Ong Kara Ngadeg Dan Ong Kara Sungsang

Delusion Scene

Pulau Yang Pelan-Pelan Habis Terjual