Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hindu Bali

Bali

BALI, RAHAYU  MY LOVE. . . 22 mei 2020 puncak Gunung Agung Bali dipotret oleh banyak orang.  Yang unik, *di puncaknya ada awan berbentuk payung yang sangat indah menawan.*  Para sahabat boleh punya penafsiran berbeda, tapi di *Ashram Avalokiteshvara* terdengar pesan begini: *"Bali sedang bergeser dari tontonan dunia, menjadi tuntunan dunia".*  Banyak bukti yang bisa diajukan di sini. Persis setahun, sebulan dan sehari setelah bom teroris paling menakutkan terjadi di AS (11-9-2001), bom teroris terjadi di Bali.  Tatkala itu kekuatan paling ditakuti di bumi adalah bom teroris.  Dan telah dicatat rapi oleh sejarah, jika bom di AS diikuti oleh banyak tembakan peluru di Irak dan Afganistan, di Bali tidak ada batu kecil pun yang dilemparkan ke rumah bukan orang Bali. Di tahun 2020 ini, kekuatan yang paling ditakuti di muka bumi adalah virus corona.  Tidak terhitung media asing, media lokal, maupun pemimpin negara yang menoleh kagum pada Bali.  Presiden RI Joko Widodo berkali-kali m

Membaca 'ayat suci' dalam Canang I Ratu.

#magamaluh #kapaktujengriset Melompat jauh mungkin ke 24.000 ribu tahun lampau. Atau ke abad 19 Masehi. Atau mungkin ke tahun nol. Bahkan selalu ketika bicara agama di masa kini terjebak syarat definisi agama formalisasi kepentingan negara dalam urusan toleran antar agama. Di seluruh permukaan bumi ini beribu-ribu ada agama-agama. Kenyataan keyakinan tumbuh tak henti pada soal kewahyuan dan 'bebas buta huruf'. Jauh lampau di Bali meletakan apa itu Gama Telu. Igama, Ugama dan Agama. Anehnya yang merujuk kesahihan agama dari ayat suci kitab-kitab kini lupa. Akan adanya Igama dan Ugama, dan Agama itu alami pemdangkalan deskripsi dan makna sebab muasalnya Agama bagi Bali lampau adalah hal-hal yang berkaitan antara tindakan religius, relasi manusia dan negara.  Kini ketika perburuan kebebasan atas nama apapun berhadapan dengan fanatisme dalam relasi kompleks. Tampilan sikap religius sering merambat justru pada isyarat dan ekspresi 'keberjarakan' dengan inti kas

Salah Tafsir Upacara Hindu Bali

OM Swastiastu . OM Awignamastu. Salah tafsir, atau salah pemahaman tentang Upacara Hindu Bali itu disebabkan oleh 2 hal : 1. Orang tersebut adalah orang Hindu Bali tetapi tidak mengerti tattwa upacara Hindu Bali, namun berlagak bagai orang yang sangat paham. 2. Orang diluar Hindu Bali yang sering untuk kepentingan politik keyakinan alirannya untuk menarik penganut Hindu Bali , khususnya yang belum paham tentang tattwa Hindu Bali untuk tertarik menjadi penganut aliran kepercayaannya dengan cara mendiskreditkan Upacara Hindu Bali, atau mengkambing hitamkan/ memfitnah Upacara Hindu Bali dengan sering sering menyebarkan penyesatan pemahaman dg dalih penyederhanaan, terlalu ribet, mahal, tidak praktis, tidak ekonomis, tidak gelis , pemborosan dan bahkan penyebab kemiskinan. Padahal Upacara Hindu Bali yang diciptakan dan dikembangkan oleh Para Maha Rsi, Raja Agung yang sangat mumpuni skala niskala sudah menyiapkan tingkatan Upacara sesuai kwantitas (besaran) yang sangat fleksibel untuk dipil

Jalur Pemargi/ Budal Pemelastian Karya Agung Pengurip Gumi Ring Wewengkon Pura Luhur Batukaru Lan Pura Jajar Kemiri 29 Januari 2020- 1 Februari 2020

Gambar