Psikologi Kematian Dr. Elisabeth Kubler-Ross
Hingga kini tidak ada seorangpun yang tahu apa itu kematian, karena tidak ada seorangpun yang meninggal kemudian kembali hidup untuk menceritakan pengalamannya. https://t.co/GpufzIp4D0
Mati suri dimana orang dianggap mati kemudian hidup lagi BUKAN sungguh-sungguh kematian. Adalah sesuatu yang manusiawi bila manusia takut terhadap situasi yang tidak diketahuinya atau di luar kontrolnya.
The Grief-Cycle (Siklus Kesedihan)
• Tahap 1: shock (syok)
Lazimnya, setelah mendengar berita, pasien akan menjerit "tidak."
• Tahap 2: penolakan
"Ini tidak mungkin terjadi pada saya."
• Tahap 3: kemarahan
Kemarahan lazim ditujukan kepada Tuhan, alam, atau hoki (nasib), tetapi harus dipahami oleh keluarga karena ia dapat diarahkan kepada mereka (sebagai kambing hitam) pada tahap tertentu
•Tahap 4: "negosiasi" (bargaining)
Sang pasien berharap bahwa Tuhan akan memperpanjang hidupnya atau mengobatinya bila dia berperilaku baik (seperti yang diharapkan oleh Tuhan)
• Tahap 5: ratapan
Ini biasanya merupakan tahap paling panjang yang ditandai oleh depresi atau kesedihan yang mendalam dan perubahan-perubahan mood (suasana hati).
• Tahap akhir: penerimaan (kepasrahan)
Bila tahap ini sudah tercapai, pasien biasanya (berapapun lama waktu yang tersisa) akan berupaya agar rumah menjadi tenang/tertib. Ini ditandai oleh kedamaian dalam perasaan pasien. Kematian bukan peristiwa yang ditakutkan (lagi).
Lingkaran kesedihan (ratapan) ini juga dialami oleh anggota keluarga sang pasien (yang disayangi oleh mereka).
1. Syok ketika mendengar sang pasien mengidap penyakit terminal
2. Penolakan karena sulit menerima kenyataan buruk ini. Kita, manusia, adalah masyarakat yang menolak hal-hal yang dianggap buruk
3. Kemarahan. Biasanya ditujukan kepada Yang Maha Kuasa, atau ditujukan kepada ilmu kedokteran/pengetahuan, obat dan dokter
4. Ratapan/kesedihan. Merasa bersalah, panik, sedih dan sepi; sering tanpa alasan yang jelas
5. "Kesembuhan" (recovery), mungkin lebih tepat dikatakan kembali ke kehidupan "normal" walaupun ada sesuatu yang hilang (kehilangan) karena kepergian (kematian) si pasien. Thing is right again.
"Dr. Eric Lindemann: Memahami Kesedihan"
• Kesedihan somatik (kehilangan kekuatan/energi, pandangan kabur, tidak bernafsu makan, ketegangan, kekosongan, dsb)
• Halusinasi (terbayang atau seakan-akan "berjumpa" dengan orang-orang yang sudah meninggal)
• Perasaan bersalah
• Perasaan bermusuhan
• Perubahan dalam perilaku (kekosongan/aimlessness, tidak bisa tenang/restlessness, kehilangan konsentrasi)
• Identifikasi dengan mereka yang sudah meninggal (mengasumsikan perilaku mereka yang telah meninggal, menunjukkan tanda-tanda sakit [illness] terakhir dari mereka yang telah meninggal)