Lobdhaka

Lobdhaka = lobha sang sadhaka. 
Lobha = serakah
sang = ia
Sadhaka = wiku

Keserakahan ia yg menjadi wiku ingin mempelajari semuanya, membuka semua pengetahuan, namun tak satu pun mampu ia kuasai. 

Banyak pengetahuan ia bisa hafalkan diluar kepala. Biasa dikenal masyarakat penuh Pengetahuan dan Pengalaman. 

Namun,....tak satu pun bermanfaat. Hanya menjadi rutinitas ritual penuh symbol tiada mengena. 

Tiada yg berubah selain dana telah terbuang,  tenaga telah terkuras,  waktu telah berlalu menyisakan rasa bangga bahwa pernah ada ritual semacam itu. 

Oh lobdhaka,....kau berjalan bak pemburu mencari makna,  intisari dari Ia sang Urip. Ditengan kegelapan pekat hutan penuh Kayu(n). 

Dikejar" Macan si penguasa Hutan,  yg tak lain adalah sang Sadripu. 
Diperdaya tapi malah kau merelakan diri jatuh ke dalam nafsu, kenikmatan duniawi yg memabukan, dikelilingi wanita" telanjang membangkitkan birahi tak terkendali. 

Untaian mantra mu bisa berganti harta. Denting loncengmu bisa dibalas istana. 
Orang bodoh salah bicara sedikit membuatmu wenang menjadi murka. 

Pada akhirnya kau pun menjadi bingung, karena semakin tak menemukan apa yg kau cari. 

Justru rasa iri hati semakin berkembang. Maka kau pun kerap mengintip hijaunya rumput sebelah rumah. Semakin hijau mereka,  semakin kau cemburu dibuatnya. Malah kau pun semakin marah pada dirimu,  mengapa pencapaianmu hanya segitu. 

Selalu berputar" disana sampai tiba waktunya ajal menjemputmu sesuka hati. Mereka pun bersuka cita karena sekali lagi menyantap tubuh si Bodoh berjubah emas

Hanya ketakutanmu saja bisa menjadi Penyelamat. Memksamu memilih satu saja dari sekian banyak pohon yg ada. 

Setiap petikan daun adalah lembaran Pengetahuan. Sembari menunggu mentari perlahan datang menyibak kegelapan. Membuatmu semakin melihat Lingga tujuan hidupmu justru terpampang dibawah. Berdiri tegak ditengah telaga kecil tempatmu tadi berlari kesana kemari dikejar macan. 

Ternyata Ia memang tak jauh. Justru dirimulah yang bersikap tak menentu, berlari kesana kemari bermain kejar"an dg Sadripu, kadang menjauh kadang pula mendekat. Tiada upaya untuk meraba dg rasa,  bahwa diantara pepohonan itu,  ada lingga besar berdiri anggun.

Postingan populer dari blog ini

Ong Kara Ngadeg Dan Ong Kara Sungsang

Delusion Scene

Pulau Yang Pelan-Pelan Habis Terjual