BHISAMA LONTAR BATUR KELAWASAN
BHISAMA LONTAR
BATUR KELAWASAN:
"Eling ta kita nanak akabehan, wenang ta kita pratyaksa ukir lan pasir,
ukir pinaka wetuning kara,
pasir anglebur sahananing mala, ri madya kita awangun kahuripan, mahyun ta kita maring relepaking telapak tangan,
aywa kamaduk aprikosa dening prajapatih,
yan kita tan eling,
moga-moga kita tan amangguh rahayu,
doh panganinum,
cendek tuwuh,
kageringan,
lan masuduk maring padutan"
Artinya:
INGATLAH pesanku, wahai anak-anakku sekalian, di kemudian hari jagalah kelestarian gunung dan laut, gunung adalah sumber kesucian, laut tempat menghilangkan kekotoran, di tengah "dataran" melaksanakan kegiatan kehidupan, hiduplah dari hasil tanganmu sendiri, jangan sekali-kali hidup senang dari merusak alam, kalau tidak mematuhi kamu terkena kutuk. Tidak akan menemukan keselamatan, kekurangan bahan makanan dan minuman, pendek umur, terkena berbagai macam penyakit, dan bertengkar sesama saudara.
Implementasi Dalam Kehidupan Sehari Hari
MAHA ELING
Elinging Hyang & Jagat (Kesadaran Ketuhanan & Alam Semesta)
Segala sesuatu berasal dari kekuatan yang lebih besar (Hyang). Manusia adalah bagian dari semesta, bukan penguasanya.
Menjaga keseimbangan antara spiritualitas (Gunung) dan materialitas (Laut), karena keduanya adalah aspek kehidupan yang harus selaras.
Swabhawa & Swadarma (Kesadaran Diri & Tugas Hidup)
Setiap makhluk memiliki kodrat (Swabhawa) dan kewajiban (Swadarma). Hidup harus dijalani sesuai dengan peran yang diberikan oleh alam.
Tidak semua orang memiliki jalan yang sama, tetapi semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan harmoni.
Tri Pramana (Kesadaran dalam Pikiran, Kata, dan Perbuatan)
Pikiran (Manacika) harus bersih dan jernih, tidak dipenuhi kebencian dan keserakahan.
Ucapan (Wacika) harus benar dan membawa kesejukan.
Perbuatan (Kayika) harus bermanfaat bagi sesama dan alam.
Rwa Bhineda (Kesadaran tentang Keseimbangan Dualitas)
Hidup selalu berisi dualitas: baik-buruk, terang-gelap, suka-duka. Keduanya perlu ada agar keseimbangan tetap terjaga.
Tidak menolak penderitaan, tidak terikat pada kesenangan. Semua adalah bagian dari perjalanan menuju kebijaksanaan.
Elinging Karma & Kertaning Bhuana (Kesadaran Karma & Kesejahteraan Semesta)
Setiap tindakan menghasilkan akibat (Karma), baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan utama kehidupan bukan hanya mencari kebahagiaan pribadi, tetapi menciptakan kesejahteraan bagi semesta (Jagadhita).
MAHA SABDA
Sabda Widya (Kata-kata yang Mencerahkan)
Berbicara dengan niat memberikan pencerahan, bukan menyesatkan atau membodohi.
Sabda Ksatrya (Kata-kata yang Berani dan Benar)
Mengungkapkan kebenaran tanpa rasa takut, tetapi tetap dengan kebijaksanaan.
Sabda Santun (Kata-kata yang Menyejukkan)
Ucapan harus membawa kedamaian, tidak memicu konflik atau kebencian.
Sabda Anagata (Kata-kata yang Berpikir Jauh ke Depan)
Tidak sembarang bicara, tetapi mempertimbangkan akibatnya di masa depan.
Sabda Madya (Menyeimbangkan Diam dan Bicara)
Mengetahui kapan harus berbicara dan kapan harus diam. Kesunyian juga memiliki kekuatan.
MAHA KARYA
Manah Suwung (Bertindak dengan Kejernihan Hati)
Tidak terburu nafsu dalam bertindak. Hati yang bersih akan menghasilkan tindakan yang benar.
Karya Laksana (Bertindak dengan Kesungguhan dan Tanggung Jawab)
Segala tindakan harus dikerjakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, tidak setengah-setengah.
Yadnya Lila (Bertindak dengan Kesadaran Pengorbanan Suci)
Setiap tindakan adalah bentuk persembahan. Tidak semua tindakan harus menguntungkan diri sendiri, tetapi bermanfaat bagi banyak orang.
Tri Kaya Parisudha (Kesucian Pikiran, Kata, dan Perbuatan dalam Tindakan)
Apa yang dipikirkan, diucapkan, dan dilakukan harus sejalan dan bersih dari kepentingan egois.
Dharma Wibawa (Menjadi Contoh dalam Bertindak)
Tidak cukup hanya mengajarkan kebaikan, tetapi harus menjadi teladan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
"Om Ang Ah A U M Na Ma Si Wa Ya Na Ma"
"OM Kara Ya Namah OM LINGGASWARA BHUMIANTARA WIDYAKARA"
LINGGA → Simbol kesadaran utama, sumber penciptaan dan kebijaksanaan.
SWARA → Suara atau ucapan yang penuh makna dan keseimbangan.
BHUMIANTARA → Bumi dan semesta, simbol keseimbangan alam dan makhluk hidup.
WIDYAKARA → Penciptaan berdasarkan kebijaksanaan sejati.
Makna Mantra: "Kesadaran tertinggi melahirkan suara kebenaran, yang menyeimbangkan semesta dan menciptakan kebijaksanaan."
SIMPUL dan OPINI
Manusia harus hidup dengan kesadaran (Eling), berbicara dengan kebenaran (Sabda), dan bertindak dengan bijaksana (Dharma). Keselamatan dan kesejahteraan tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal, tetapi oleh bagaimana manusia menjaga keseimbangan antara dirinya, sesama, dan alam.
Jika keseimbangan ini dilanggar, maka akibatnya adalah kehancuran—baik dalam skala individu maupun semesta.