Makna Spiritual dan Etika Dharma dalam 11 Pilar Kehidupan Bali: Dari Pura hingga Solas
om awighnamastu nama sidham,,,sepengal ulasan ajeg Solas ššš
1. Pura
Makna: Tempat suci pemujaan, representasi kosmos dan tubuh semesta. Pura adalah stana Hyang Widhi dalam berbagai manifestasinya.
Mantra:
“Om Kį¹£iti Adhi Sthana Ya Namah”
(Om, sembah bagi-Mu yang berstana di tempat suci bumi)
Etika Moral: Menjaga kesucian pura dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Pura bukan hanya bangunan fisik, tetapi ruang batin yang disucikan.
---
2. Purana
Makna: Teks suci atau kitab sejarah suci yang memuat asal-usul kosmos, dewa-dewi, dan manusia. Penuntun dharma leluhur.
Mantra:
“Om Åruti Smį¹ti PurÄį¹ÄnÄm Älayaį¹ Karuį¹Älayam”
(Om, sembah kepada lautan kasih yang termuat dalam kitab suci dan purana)
Etika Moral: Mempelajari Purana menuntun pada kebijaksanaan hidup. Tidak mengabaikan sejarah suci leluhur sebagai pijakan moral dan spiritual.
---
3. Puri
Makna: Tempat kediaman bangsawan, raja, atau pemimpin suci yang menjalankan dharma sebagai pelindung rakyat.
Mantra:
“Om Åri RÄjadhirÄjaya SvÄhÄ”
(Om, hormat kepada pemimpin agung yang menegakkan kebenaran)
Etika Moral: Puri harus menjadi pusat welas asih, kebijaksanaan, dan perlindungan. Seorang pemimpin tidak boleh serakah atau otoriter.
---
4. Purohito
Makna: Pendeta kerajaan atau pemuka spiritual yang bertugas menuntun raja dan rakyat dalam jalan dharma.
Mantra:
“Om Brahma RÅ«pÄya PÅ«jyÄya Namah”
(Om, hormat kepada wujud suci pendeta yang berperan sebagai Brahma)
Etika Moral: Purohito harus suci lahir batin, bebas dari pamrih, dan menjadi penuntun sejati, bukan pencari kuasa atau pujian.
---
5. Parajana
Makna: Rakyat, umat, atau komunitas yang hidup dalam tatanan bersama berdasarkan dharma.
Mantra:
“Om Saha NÄva Vatu, Saha Nau Bhunaktu”
(Om, semoga kita dilindungi dan diberkahi bersama)
Etika Moral: Parajana yang ideal adalah yang hidup saling menjaga, gotong royong, dan beretika, tidak mementingkan ego atau permusuhan.
---
6. Tri Hita Karana
Makna: Tiga sebab keharmonisan: hubungan baik dengan Tuhan (Parahyangan), manusia (Pawongan), dan alam (Palemahan).
Mantra:
“Om Sang Hyang Tri Murti, Jagat Kerta Bhawantu”
(Om, semoga keharmonisan Tri Murti menciptakan kedamaian dunia)
Etika Moral: Hidup selaras dengan alam, sesama, dan spiritualitas. Tidak merusak, tidak menindas, dan tidak sombong.
---
7. Bisama
Makna: Sumpah suci, ikrar dharma, hukum etis yang mengikat perilaku. Bersifat sakral dan konsekuensial.
Mantra:
“Om Satyaį¹ Eva Jayate NÄnam”
(Om, hanya kebenaran yang menang, bukan kepalsuan)
Etika Moral: Menepati janji, menjaga integritas. Melanggar bisama berarti menghianati dharma dan menimbulkan karma berat.
---
8. Dresta
Makna: Tata laku adat, perilaku budaya yang diwariskan secara turun temurun. Dresta menjadi pedoman hidup bersama.
Mantra:
“Om Dharma Dresta Dhį¹ta Loka”
(Om, tata laku dharma menopang dunia)
Etika Moral: Menjaga adat dan tata krama bukan sekadar formalitas, tapi ekspresi dari nilai luhur yang mengakar pada kearifan lokal.
---
9. Sesana
Makna: Aturan hidup, norma spiritual dan sosial, semacam kitab etika profesi (misalnya Sesana Pandita, Sesana Ksatria).
Mantra:
“Om Åuddha Satva Sesana NÄtha”
(Om, kepada penguasa etika kesucian kami persembahkan hormat)
Etika Moral: Setiap profesi atau peran sosial harus tunduk pada sesana, tidak menyimpang demi kepentingan pribadi atau kekuasaan.
---
10. Ajeg
Makna: Teguh, kokoh, tidak goyah. Ajeg adalah kondisi mantap lahir batin dalam menjalankan dharma.
Mantra:
“Om Ajeya Dharma Åaktaye Namah”
(Om, sembah kepada kekuatan dharma yang tak tergoyahkan)
Etika Moral: Menjadi ajeg berarti tidak tergoda oleh keburukan, tidak mudah goyah oleh duniawi, dan setia pada kebenaran.
---
11. Solas
Makna: Pencerahan, terang batin, atau kesadaran spiritual yang membebaskan jiwa dari kegelapan awidya.
Mantra:
“Om Jyotiįø„ SvabhÄva NÄtha Aya Namah”
(Om, sembah kepada cahaya jati diri yang membimbing menuju moksha)
Etika Moral: Solas bukan hanya pengetahuan, tapi pengalaman spiritual. Orang yang mencapai solas tidak menilai, tidak menyombongkan pencerahan, tapi hadir penuh welas asih