Lima Unsur Kehidupan Berlandaskan Dharma
1. Sesana
Etika & Moralitas:
Sesana adalah ketentuan atau aturan hidup yang dijadikan pegangan, terutama dalam konteks adat, dharma, atau swadharma seseorang.
Dalam etika Hindu-Bali, Sesana menjadi pedoman moral (subha-asubha), mengarahkan seseorang agar hidup sesuai dengan tata tertib, susila, dan keharmonisan sosial-spiritual.
Secara moral, Sesana menjadi penuntun bagaimana berperilaku baik (dharma) dan menghindari adharma.
Estetika:
Estetika Sesana terwujud dalam pengamalan kesucian lahir batin melalui tata busana, tutur kata, dan sikap yang sesuai ajaran. Segala sesuatu yang tertib, rapi, dan penuh makna dianggap indah (subha).
Tegak Lingih Linga:
Tegak linggih-nya ada di dalam Manacika (pikiran), sebagai niat utama seseorang dalam menegakkan swadharma. Ia juga terwujud di Purusa (manusia) sebagai pelaksana tata nilai dan pranata adat.
---
2. Surya
Etika & Moralitas:
Surya (matahari) melambangkan kesadaran murni, kebenaran, dan sumber terang bagi budi pekerti. Ia adalah saksi agung dari semua karma.
Etika Surya adalah kejujuran, transparansi, dan keberanian dalam menegakkan kebenaran. Moralitas Surya adalah hidup dengan terang nurani dan menjauhi kegelapan batin.
Estetika:
Keindahan Surya terletak pada kemegahan cahaya dan kestabilan rotasi waktu—ia menjadi lambang keteraturan kosmis dan harmoni hidup.
Tegak Lingih Linga:
Tegak linggih Surya berada di Ajna Chakra (mata ketiga), sebagai pusat penglihatan batin, dan juga di langit tengah (antahkarana), menyinari semua makhluk tanpa diskriminasi.
---
3. Candra
Etika & Moralitas:
Candra (bulan) melambangkan kepekaan, kelembutan hati, dan intuisi.
Etika Candra adalah kasih, empati, dan menjaga keselarasan batin. Dalam moralitas, Candra mengajarkan untuk tidak kasar, tidak tergesa-gesa, serta mengutamakan rasa dan welas asih.
Estetika:
Estetika Candra adalah keindahan yang lembut dan halus, seperti sinar rembulan di malam hari yang meneduhkan, romantis dan penuh kontemplasi.
Tegak Lingih Linga:
Tegak linggih Candra berada di Chandra Nadi (saluran energi kiri), dan dalam Hati (Hrdaya Chakra), sebagai tempat dari rasa dan cinta kasih.
---
4. Lintang
Etika & Moralitas:
Lintang (bintang) adalah lambang dari petunjuk, inspirasi, dan karma leluhur.
Secara etika, Lintang mengajarkan untuk mengikuti petunjuk batin dan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur (pitra). Moralitasnya adalah kesetiaan pada janji dan kehormatan nama baik.
Estetika:
Estetika Lintang adalah kedipan cahaya dalam gelapnya malam—penuh misteri namun tetap memberi arah (seperti bintang utara bagi pelaut).
Tegak Lingih Linga:
Tegak linggih Lintang ada di Budhi dan Smrti (kebijaksanaan dan ingatan spiritual), dan melingkupi Langit Atas (Akasha), tempat bersemayamnya arwah suci dan ilham.
---
5. Trenggana (Trenggana-Tri Guna)
Etika & Moralitas:
Trenggana berasal dari Tri Guna (Sattwam, Rajas, Tamas). Ia adalah struktur dasar sifat manusia.
Etika Trenggana adalah pengendalian diri dalam menghadapi dorongan sifat alamiah. Moralitasnya adalah memilih hidup dalam kualitas sattwam (tenang, jernih, suci).
Estetika:
Estetika Trenggana adalah keselarasan tiga sifat, bila seimbang, ia melahirkan pribadi luhur; bila tidak, ia memunculkan konflik batin dan sosial.
Tegak Lingih Linga:
Trenggana bermanifestasi dalam seluruh cakra tubuh, tapi pusatnya di Manipura Chakra (pusat pengendali kehendak), sebagai tempat pengolah emosi dan ego.
---
Penutup
Kelima unsur ini adalah poros nilai dalam kehidupan berlandaskan dharma. Jika diterapkan secara utuh dan seimbang, maka manusia hidup dalam keindahan (estetika), kebaikan (etika), dan kebenaran (moralitas), mengarah pada moksha.