11 Senapati Agung Bali Kuno Zaman Siwa-Buddha: Tugas, Simbol, dan Peran Strategisnya
11 Senopati Bali Kuno dan Tugasnya zaman Siwa,bhuda
1. Senapati Agung(mpu kuturan)
Tugas: Pemimpin utama angkatan perang kerajaan, bertanggung jawab langsung kepada raja dalam urusan pertahanan dan ekspansi wilayah.
2. Senapati Manggalabhaya
Tugas: Mengatur strategi militer dan pengelolaan pasukan elit kerajaan, biasanya mengawal langsung Raja dalam pertempuran.
Simbol: Dewa Indra (dewa perang dan strategi).
3. Senapati Pamada
Tugas: Pengendali dan pengaman wilayah perbatasan, menjaga stabilitas dalam negeri dan menangani pemberontakan.
4. Senapati Candrabhaya
Tugas: Panglima pasukan malam dan pengintai, bertugas melakukan operasi rahasia atau gerilya.
Simbol: Bulan sebagai simbol kelicinan dan strategi malam.
5. Senapati Dharmaduta(mpu baradah)
Tugas: Menggabungkan peran militer dan diplomasi, bertugas dalam misi perdamaian atau penaklukan spiritual.
Biasanya juga seorang brahmana ksatria.
6. Senapati Arya Pradipta
Tugas: Pemimpin prajurit dari kelompok Arya (keturunan Majapahit), biasanya memimpin pasukan berkuda atau elit darat.
7. Senapati Jaya Wijaya
Tugas: Mengatur pasukan darat dalam skala besar, memastikan logistik dan strategi lapangan berjalan dengan baik.
Simbol: Kemenangan dan kemakmuran.
8. Senapati Gajah Yudha
Tugas: Komandan pasukan berat (gajah atau kendaraan perang jika ada), menandakan kekuatan frontal dan kehormatan kerajaan.
9. Senapati Bhujanggamaya(mpu Semeru)/mpu kamareka dan para putra
Tugas: Pengatur taktik dan siasat rahasia seperti intelijen, mata-mata, atau siasat halus di dalam kerajaan.
Simbol: Naga atau ular, sebagai simbol siasat dan kecepatan.
10. Senapati Kalagni(mpun Gana)
Tugas: Penyerbu dan pembakar kekuatan musuh (psikologis dan fisik), digunakan dalam strategi menghancurkan total.
Simbol: Api (Agni), kekuatan destruktif suci.
11. Senapati Yudhapati Dasa
Tugas: Pelaksana eksekusi dan pengaman kehakiman militer, menjaga disiplin dan etika perang kerajaan.
Simbol: Dasa Indriya – pengendalian diri dan kekuatan dalam batas dharma