Pandemi Seri 1-Jangan Panik dan Kami akan Menunjukkan Data Publik Sebenarnya
Pandemi global telah terjadi selama hampir 4 bulan. Bagaimana situasi terkini? Data berbicara
Artikel ini tidak menunjukkan pandangan subjektif, selain data sebenarnya.
A. Tinjauan global
Pada tanggal 8 April, jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di dunia telah melampaui 1,5 juta jiwa. Jumlah kasus saat ini telah melampaui 1 juta jiwa, dengan lebih dari 80.000 korban jiwa. Karena kurangnya vaksin yang dibutuhkan dan obat-obatan efektif, jumlah kasus terkonfirmasi positif terus meningkat, sementara jumlah kasus pasien sembuh meningkat perlahan.
Data ini diambil dari Johns Hopkins University, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Selama beberapa bulan terakhir, angka kesembuhan telah meningkat, dan angka kematian menurun. Tetapi jangan panik, terutama karena pandemi ini telah memasuki masa puncak, dan pasien pada tahap awal telah memasuki masa kritis. Meskipun angka kesembuhan turun menjadi sekitar 80%, dengan penelitian lebih lanjut dan campur tangan pemerintah, angka kesembuhan seharusnya naik secara bertahap.
Recovery Rate = Jumlah kasus pasien sembuh/(Jumlah kasus pasien sembuh + Jumlah kasus kematian)
Death Rate = Jumlah kasus kematian/(jumlah kasus pasien sembuh + Jumlah kasus kematian)
Data ini diambil dari Johns Hopkins University, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Tersebar di beberapa negara, kasus-kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat COVID-19 terpusat di Eropa, Amerika Serikat dan Cina. Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol adalah tiga negara teratas dalam jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif dan meninggal. Dari total kasus global untuk pasien terkonfirmasi positif, ada sekitar 28,6% kasus di Amerika Serikat, Spanyol dan Italia masing-masing 9%; dari total kasus kematian global, ada sekitar 16,7% kasus di Amerika Serikat, Spanyol dan Italia masing-masing 20%.
Data ini diambil dari Johns Hopkins University, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Karena kebijakan isolasi, karantina wilayah (lockdown), dan epidemi yang lebih dahulu terjadi, Cina telah memasuki tahap pascaepidemi, dengan jumlah penurunan kasus hingga ratusan jiwa. Epidemi saat ini terpusat di benua Eropa, Amerika, dan negara-negara dengan populasi penduduk yang padat.
Data ini diambil dari Komite Kesehatan Nasional Republik Rakyat Cina, dan grafik ini dibuat di WPS Office
B. Masing-masing negara
- AS
Menurut data statistik terbaru tentang pandemi COVID-19 yang dirilis Universitas Johns Hopkins, pada tanggal 8 April, ada lebih dari 400.000 kasus terkonfirmasi positif dan lebih dari 10.000 kasus kematian di Amerika Serikat. Saat ini jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak di dunia ada di Amerika Serikat.
Data ini diambil dari Johns Hopkins University, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Dalam sebuah pengarahan di Gedung Putih pada tanggal 6 April tentang respons terhadap pandemi COVID-19, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa ada sebanyak 1,79 juta warga AS yang telah menjalani tes COVID-19. Dia percaya bahwa jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Amerika Serikat lebih banyak daripada negara lain karena ada lebih banyak warga di sana yang menjalani tes.
Pada tanggal 9 April, jumlah kumulatif warga yang menjalani tes di Amerika Serikat telah mencapai angka 2,2 juta jiwa, jauh melebihi negara lain. Dari banyaknya jumlah warga yang menjalani tes, ini menjadi salah satu alasan mengapa Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif terbanyak di dunia. Selain itu, jumlah populasi penduduk AS yang melebihi 300 juta jiwa mewakili jumlah populasi yang besar. Oleh sebab itu, kami mengambil contoh beberapa negara yang sangat terdampak oleh pandemi ini, termasuk Rusia, dan kami menggunakan data sebenarnya untuk melihat apakah pernyataan Trump akurat.
Data ini diambil dari Worldometer, dan grafik ini dibuat di WPS Office
- Kasus terkonfirmasi kumulatif dan kasus terkonfirmasi yang ada: Perbandingan kasus terkonfirmasi yang ada dan kasus terkonfirmasi kumulatif di lima negara pada dasarnya 56%-93%. Persentase di Jerman, Spanyol, dan Italia sedikit lebih rendah, sedangkan persentase di Amerika Serikat sedikit lebih tinggi. Ini juga diakibatkan oleh masa pandemi di Amerika Serikat yang lebih singkat daripada di Eropa, sehingga negara-negara Eropa memiliki masa respons yang lebih lama.
Data ini diambil dari Worldometer, dan grafik ini dibuat di WPS Office
- Kasus kematian kumulatif dan kasus pasien sembuh: Jumlah kumulatif kasus pasien sembuh di lima negara lebih tinggi daripada kasus kematian di masing-masing negara. Contoh data ideal ada di Jerman, di mana jumlah pasien sembuh jauh lebih banyak daripada jumlah pasien meninggal.
Data ini diambil dari Worldometer, dan grafik ini dibuat di WPS Office
- Jumlah kasus terkonfirmasi positif per kapita dan jumlah kasus kematian per kapita: Karena perbedaan jumlah penduduk yang besar di setiap negara, jumlah kasus terkonfirmasi positif per kapita dan jumlah kasus kematian per kapita, yang diambil dari jumlah total penduduk, lebih mampu menunjukkan tingkat keparahan epidemi di setiap negara. Perbandingan ini menunjukkan bahwa baik jumlah kasus terkonfirmasi positif per kapita maupun jumlah kasus kematian per kapita lebih rendah di Rusia, dan situasi di Amerika Serikat dan Jerman juga lebih baik daripada di Spanyol dan Italia.
Data ini diambil dari Worldometer, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Jumlah kasus warga yang menjalani tes per kapita: Presiden Trump mengklaim bahwa penyebab dari bertambahnya kasus COVID-19 di Amerika Serikat adalah karena ada lebih banyak warga di sana yang menjalani tes. Menurut data tanggal 9 April, jumlah kumulatif orang yang menjalani tes di Amerika Serikat mencapai angka 2,2 juta jiwa, jauh melebihi negara lain. Dari banyaknya jumlah warga yang menjalani tes, ini menjadi salah satu alasan mengapa Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif terbanyak di dunia.
Namun jika dilihat dari jumlah tes per kapita, kami menemukan bahwa angka cakupan tes di Amerika Serikat sebenarnya tidak tinggi. Menurut data di Worldometer, pada tanggal 9 April, jumlah rata-rata tes per kapita di Amerika Serikat ada 6.674, hanya setengah dari jumlah tes di Italia dan Jerman, lebih sedikit daripada sebagian besar negara maju, dan berada di urutan ke-43 di dunia.
Data ini diambil dari Worldometer, dan grafik ini dibuat di WPS Office
- Spanyol dan Indonesia
Dalam artikel ini, kasus di Spanyol dan Indonesia dijadikan sebagai bahan perbandingan dan analisis. Epidemi di Spanyol lebih dahulu terjadi, dan dalam skala yang lebih besar sehingga saat ini ada lebih banyak orang yang terjangkit virus di Spanyol daripada di Indonesia.
Dari grafik garis bulan lalu, dapat dilihat bahwa Spanyol dan Indonesia memiliki satu kesamaan dan satu perbedaan: kesamaannya adalah bahwa mereka memiliki tren pertumbuhan kasus terkonfirmasi kumulatif yang sama, keduanya sedikit lebih tinggi daripada tren linear; sedangkan perbedaannya adalah jumlah kasus pasien sembuh di Spanyol jauh melebihi kasus kematiannya, sementara untuk kasus di Indonesia, kedua garis tersebut cenderung bersinggungan.
Data ini diambil dari Johns Hopkins University, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Dengan membandingkan jumlah kasus terkonfirmasi positif per kapita, jumlah kasus kematian per kapita dan jumlah tes per kapita, kita dapat melihat bahwa semua indeks di Indonesia jauh lebih rendah daripada di Spanyol. Nilai dari dua indeks sebelumnya memang membantu, tetapi jumlah tes per kapita yang rendah berpotensi berisiko bagi Indonesia: 1. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, sehingga jumlah kasus terkonfirmasi positif per kapita dan jumlah kasus kematian per kapita tidak langsung terlihat; 2. Jumlah tes per kapita terlalu sedikit, yang berarti bahwa ada pasien yang mungkin tidak terdiagnosis. 3. Garis tren jumlah kasus pasien yang sembuh dan jumlah kasus kematian yang ditunjukkan pada angka di atas cenderung bersinggungan, yang berarti bahwa ada bahaya tersembunyi di lingkungan medis.
Data ini diambil dari Worldometer, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia, harus memperkuat langkah pencegahan. Pada saat ini, situasi epidemi di Indonesia masih dalam tahap dini. Kami berharap Indonesia dapat melakukan langkah pengawasan dini yang bagus dan mengambil tindakan medis efektif, dan hal yang lebih penting lagi, pemerintah dapat ikut mencegah terjadinya epidemi berskala besar.
Sementara di Spanyol, berkat kondisi medis mereka yang bagus, langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang efektif, jumlah kasus pasien sembuh dan tes mereka saat ini merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. MarÃa José Sierra, wakil direktur Pusat Koordinasi Peringatan Kesehatan dan Tindakan Darurat di Kementerian Kesehatan Spanyol, dalam konferensi pers tanggal 7 April, mengatakan bahwa menurut informasi terbaru dari wilayah otonomi utama Spanyol, tekanan terhadap unit perawatan intensif telah berkurang, dan jumlah pasien yang sembuh dan keluar dari rumah sakit saat ini ada sekitar 30% dari kasus orang terkonfirmasi positif. Situasi di Spanyol mungkin bisa berbalik arah dalam beberapa hari ke depan.
C. Berharap bahwa penurunan "New Confirmed Cases" lebih cepat terjadi
Harap diperhatikan bahwa data penurunan "New Confirmed Cases" tidak hanya bisa meringankan beban orang, tetapi juga menandakan bahwa situasinya mulai mereda.
Ambil contoh di Cina, Korea Selatan, Italia dan Spanyol: Cina memberlakukan karantina wilayah (lockdown) total pada tanggal 23 Januari, dan terjadi tren penurunan epidemi dalam 12 hari pada tanggal 4 Februari; Korea Selatan memberlakukan undang-undang darurat militer pada tanggal 22 Februari, dan terjadi tren penurunan epidemi dalam 10 hari pada tanggal 3 Maret; Italia memulai karantina wilayah pada tanggal 10 Maret, dan terjadi tren penurunan epidemi dalam 19 hari pada tanggal 29 Maret. Spanyol menutup wilayah Madrid pada tanggal 16 Maret, dan terjadi penurunan kasus baru dalam 19 hari pada tanggal 4 April. Kondisi ini menunjukkan bahwa langkah karantina wilayah yang efektif dapat berdampak positif bagi pengendalian epidemi.
Data ini diambil dari Johns Hopkins University, dan grafik ini dibuat di WPS Office
Meskipun "New Confirmed Cases" mulai menurun, kesadaran akan perlindungan diri tidak boleh menurun, karena pencegahan dan perawatan penyakit epidemi merupakan proses jangka panjang dan berkelanjutan. Sebagai contoh, penyebaran global penyakit AIDS merupakan sebuah pelajaran. Pada saat ini, pencegahan dan pengobatan penyakit AIDS telah gagal. Dengan kata lain, proses tradisional awal penyakit, penyebaran, isolasi, dan pengobatan tidak dapat diterapkan lagi bagi penyakit AIDS.
Oleh sebab itu, di masa mendatang, tugas utama dalam menghadapi epidemi bukan lagi "pengobatan", tetapi "pencegahan". Kita harus mampu melacak adanya penyakit epidemi yang mudah menyebar sedini mungkin melalui data dan informasi yang cukup, dan mampu "menangkap" mikroorganisme baru di tempatnya sebelum berkembang biak, agar tidak menjangkiti wilayah lain.
D. Kesimpulan
Penyebaran penyakit epidemi di seluruh dunia telah berdampak bagi kita semua. Pada awal April, jutaan orang telah terdiagnosis dan lebih dari 80.000 orang meninggal. Ini bukan sekadar sebuah epidemi, melainkan perang antara manusia dan virus.
Tidak peduli apakah kita berada di benua Eropa, Amerika, Asia, Afrika, Oceania atau Antartika, pada tahap ini, semua orang merupakan bagian dari komunitas umat manusia dengan takdir yang sama, dan harus berusaha melawan musuh yang sama, yaitu virus. Upaya melawan virus bukan hanya tugas petugas medis dan pemerintah, tetapi juga tanggung jawab dan kewajiban kita bersama. Semoga epidemi ini segera berakhir.
Catatan: Semua grafik di atas dibuat di WPS Office
Prediksi Isu Berikutnya: Pandemi Seri 2
Beri tahu kami lewat kolom komentar jika Anda ingin mengetahui sesuatu, dan kirim kepada teman-teman Anda jika Anda mau.