TARI SANG HYANG MEMEDI

Memedi adalah sebutan untuk kelompok makhluk halus dari Bali berwujud perempuan dengan rambut merah menyala. Kali ini admin ingin membahas tentang tembang kuno bali yang berfungsi membangkitkan roh mahkluk halus ini, yakni Kidung Sang Hyang Memedi 

Nyanyian ini dipercaya mampu membangkitkan kekuatan magis sehingga para Memedi akan berdatangan dan menari-nari disekitar tempat tembang ini dilantunkan begitu juga orang-orang yang larut di dalamnya akan ikut menari dengan tidak sadarkan diri. Berikut lirik lagunya 


Ye memen bajra luas ke setra,
kautus ngundang Memedi.
Memedi pada kaundang,
ane peceng, perot undang.
Memedi gigine putih poleng,
Irik irikin je kuda wake.
Wake enyak teken iya,
Iya enyak teken wake. https://t.co/MSfKIlBVVd

Cikapak aji dungkul mengebeng,
Mesanan kempul manegen celeng
Luas kija, kaundang, menginutin Rejang Jawa.
Sada teka egah egoh
Mengabang dadongne kahwan https://t.co/mY4MAFyZC1

Sesuai namanya nyanyian ini dilantunkan ketika tarian Sang Hyang Memedi dipentaskan, tarian ritual ini memiliki fungsi sebagai  mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. https://t.co/MFnmFlZhdM

Para penari Sang Hyang Memedi hanya mengenakan pakaian berupa dedaunan kering. Saat Kidung Sang Hyang Memedi mulai dilantunkan, akan terasa aura gaib yang sangat kuat, lalu roh-roh memedi yang berdatangan dipercaya merasuki tubuh penari, https://t.co/euotnzJait

Sehingga para penari akan hilang kesadaran dan menari-nari kesana kemari dengan gerak seadanya sambil menginjak-injak bara api, sesekali mereka tertawa melengking dan berteriak. Begitu Kidung ini berhenti para penari akan jatuh pingsan. https://t.co/zDBCYOeHvL


Jika dilihat lagi, empat bait awal dari lirik nyanyian ini sudah jelas memang diperuntukkan utk memanggil memedi, dimana keempat bait itu memiliki arti 
"dia Ibu Bajra pergi ke Kuburan, ditugaskan mengundang Memedi, Memedi semuanya diundang, hingga memedi yang cacat pun diundang" https://t.co/3vup6My7Eh

Jadi sangat riskan bila Kidung ini dinyanyikan secara sembarangan karena ditakutkan akan menyebabkan hal-hal yang tak diinginkan.

sumber oleh @calonarangtaksu

Rahajeng Rahina Kajeng Kliwon

Semoga semua Makhluk berbahagia dan kebaikan datang dari segala penjuru arah
Rahayu 😇🙏 https://t.co/Y5kOV29NKe



















  










Postingan populer dari blog ini

Ong Kara Ngadeg Dan Ong Kara Sungsang

Dalam ajaran leluhur yg masih disampaikan di Bali, ada istilah Ong Kara Ngadeg dan Ong Kara Sungsang. (Ingat Ong Kara, bukan Om Kara). Ong Kara Ngadeg disebut ada dalam diri Manusia (Bhuana/Jagad Alit/Cilik). Sedangkan Ong Kara Sungsang ada di semesta (Bhuana Agung). Sandi-sandi ajaran tersebut adalah #Kebijaksanaan yg merupakan sebuah pencapaian tinggi dari serangkaian pengetahuan. Selama ini, kita sebagai penerusnya hanya mewarisi kebijaksanaan para leluhur, namun terputus dengan pengetahuannya. Hasilnya adalah, kebijaksanaan tinggal kebijaksanaan dalam bentuk kepercayaan, tanpa bisa memahaminya secara lebih mendalam dengan logika kekinian. Jika tidak mampu melogikakan, bagaimana mungkin diterapkan? Ong Kara Ngadeg itu menyampaikan tentang warna-warni chakra yg ada di diri Manusia (Bhuana Sarira), dimana posisi warnanya berbanding terbalik dengan warna pelangi yg ada di Bhuana Agung. Ini menunjukkan bagaimana hebatnya leluhur kita dalam membaca tanda2 di luar dan di dalam dirinya. Te
Baca selengkapnya

Delusion Scene

Gambar
This painting is called 'Delusion Scene'. You see a man trying to protect his father and completely neglect his wife and child (son) that are close to him. Wife represents the present life, son represents the future and on the other hand father represents the past, which man cherishes. Thus he loses his present life and future. This is what people are doing every day. Painting by Joseph Desiree-Court - 1826
Baca selengkapnya

Pulau Yang Pelan-Pelan Habis Terjual

Bali pulau terapung ini memiliki seribu kisah tentang tanah muasalnya. Akan tetapi tak pernah diketahui siapa gerangan manusia pertama menginjakkan kaki di pulau yang dianggap surga dunia ini. Namun demikian, teks Tantu Panggelaran menuliskan; seorang pertapa bernama Mpu Mahapalyat menerangkan diri berasal dari sebuah pulau yang berpenduduk orang-orang halus—dan pulau itu terletak di sebelah timur pertapaan Kaliasem, Jawa Timur. Th Pigeaud, peneliti sastra Jawa Kuna mengamini bahwa, pulau yang dihuni makhluk halus itu bernama Bali—setidaknya kesimpulan ini dinyatakan setelah Pigeaud membaca teks Tantu Panggelaran dan Kidung Surapati. Nun lebih dari seribu tahun silam, seorang suci bernama Rsi Markandheya, datang ke Bali hendak mencari tanah baru. Dari pertapaan Wukir Damalung, di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah ia membawa serta 800 orang pengikut. Sayang usaha membuka hutan di tanah baru gagal, banyak pengikutnya mati terserang wabah. Tapi ada pendapat lain, menilai kedatangan Markand
Baca selengkapnya