Bagaimana Melakukan Manajemen Resiko dalam memulai Bisnis ?
Resiko berbisnis pasti ada ketika memulai bisnis. Mengatasi resiko diperlukan manajemen agar bisnis tetap berhasil dan menguntungkan. Hambatan memulai bisnis bisa diatasi dengan mengenal dua unsur berbeda yaitu resiko dan beresiko.
Bagaimana Melakukan Manajemen Resiko dalam memulai Bisnis ?
Sering kali seseorang ingin memulai bisnis, yang menghambat mereka bukan karena kurang ilmu nya, pengetahuan, atau bahkan kurang modal, melainkan rasa takut. Takut lah yang menghambat mereka untuk memulai bisnis, kalau kita mau mulai belajar bisnis alangkah baik nya kita mengenal satu yang nama nya manajemen resiko bisnis.
Resiko dengan beresiko adalah berbeda, resiko ada 2 unsur. Yaitu, pertama besar kecil kemungkinan terjadinya, yang kedua adalah besar kecil akibat nya, bisa itu positif atau negatif. Sedangkan beresiko apabila kita sudah menimbang resiko nya, yaitu besar kecil kemungkinan terjadi nya serta besar kecil akibat negatif nya dan positif nya. Apabila ternyata resiko nya tidak bisa kita terima, berarti bisnis tersebut beresiko.
Mari kita tes dengan angka, misal nya Anda mulai bisnis dengan kemungkinan berhasil 1:9. Maksud nya apa, Anda bisnis 10 kali berhasil nya cuma sekali, yang kesepuluh bangkrut. Kira-kira Anda mau atau tidak, tentu saja Anda berbicara tidak mau.
Kenapa tidak mau karena Anda merasa kemungkinan gagal nya jauh lebih besar dan Anda tidak mau. Anda lupa menimbang apa yang perlu Anda timbang? Yaitu besar kecil nya akibat nya kalau terjadi. Misal nya begini, kalau Anda bisnis akibat nya kalau gagal Anda cuma bayar satu, tetapi kalau berhasil Anda dapat 50 kali. Mari sekarang kita hitung lagi, saya ulangi sekali lagi. Kalau Anda tidak berhasil efek nya paling buruk Anda bayar nya cuma satu. Tetapi sekali berhasil Anda dapat 50 resiko nya, bisa Anda terima.
Mari kita hitung usaha Anda, 10 kali berhasil nya cuma 1. Berarti Anda gagal nya 9 kali dan Anda bayar satu, satu saja. Tetapi kalau Anda berhasil dapat nya 50 kira-kira mau tidak? Mau, berapa kali. Anda pasti mau sebanyak-banyak nya bisnis dengan kemungkinan berhasil 10 persen. Karena kalau sekali berhasil Anda dapat 50 kali lipat di banding kalau Anda gagal sekali.
Sekarang ketika mulai bisnis kita akan selalu menimbang akan hal ini. Kemungkinan berhasil nya berapa persen dan kemudian yang kedua adalah akibat nya apa kalau saya berhasil saya dapat apa? Tetapi kalau saya tidak berhasil saya bayar berapa. Berarti tergantung juga satu unsur lagi dari kondisi keuangan Anda.
Kalau kondisi keuangan Anda hari ini misalnya 20, Anda mainnya berapa? Misalnya Anda main nya dua,dua,dua. atau Anda main nya satu,satu. Atau main nya sepuluh, sepuluh dan Anda cuma main dua kali saja. Kalau kemungkinan berhasil nya 1:9 atau 10 persen, Anda cuma punya uang 20 Anda harus main dan main nya satuan saja.
Misal nya Rp 20.000.000 Anda main nya Rp 1.000.000, Rp.1.000.000. Tetapi kalau Rp 100.000.000 Anda main Rp10.000.000 ,Rp10.000.000 . Karena rasio keberhasilan nya 1:9 main 10 kali 9 kali gagal dan 1 kali berhasil. Mungkin tidak ternyata luput Anda main Rp20.000.000 dan ikut Rp 1.000.000. Kalau sampai kalah 15 kali pun tidak masalah. Begitu ke 16 kali menang dan dapat Rp50.000.000 baru seru. Dengan demikian ketika memulai bisnis Anda mulai tanya, resiko nya apa.
Resiko yang paling buruk apa, misalnya resiko paling buruk saya kehilangan sejumlah uang sekian. Saya sudah rela, kemudian kemungkinan berhasil nya 50:50. Dan kalau saya berhasil dapat nya “Lima kali lipat”. Yang paling penting saya bisa main 3 kali sampai 4 kali. sekali menang saya dapat 5 kali lipat. Dengan me manage resiko seperti ini kita gali pertanyaan lagi.
Misalnya begini, ketika mau mulai bisnis, akibat nya kalau saya bisnis ini saya kehilangan Rp100.000.000 , dan Rp100.000.000 masih bisa saya terima. Tetapi lebih baik Anda tanya lagi supaya kalau Rp1.000.000 kemungkinan resiko nya jauh lebih kecil. Ini bisa tidak pakai istilah bagi hasil. Tidak harus keluar modal terlebih dahulu, modal nya bisa dari orang lain terlebih dahulu atau dari suplier Anda.
Sehingga Anda tidak pakai modal dan kemungkinan Anda ruginya jauh lebih nol lagi karena sudah tanpa modal sama sekali. Kemudian Anda bisa “Konsinyasi” terlebih dahulu, akibat nya kalau Anda tidak laku Anda bisa kembalikan saja.
Pertanyaan kedua supaya kemungkinan berhasilnya jauh lebih besar? setelah Anda mulai menimbang resiko Anda jangan lupa tanya kedua hal ini. Karena supaya akibatnya jauh lebih kecil, bisa tidak konsinyasi dulu atau bisa tidak ada garansi nya. Supaya kemungkinan untung jauh lebih besar, saya harus belajar dengan siapa.
Ketika Anda menimbang seperti ini, hidup Anda akan jauh lebih berani ambil resiko. Karena resiko selalu ada dan bisa terjadi dimana-mana.Memang semua di luar pemikiran kita, misal pada saat Anda membaca artikel ini. Pertanyaan nya ada tidak resiko nya? Bisa jadi rumah Anda di tabrak pesawat terbang dan Anda mati, ungkin tidak? Itu mungkin sekali dan pertanyaan nya itu resiko dan ini kemungkinan nya kecil. Atau bisa juga saat ini jika Anda nonton ramai-ramai bersama saudara Anda mungkin tidak kemungkinan nya dapat terjadi, atau resiko ini terjadi tetapi akibat nya kecil. Misalnya orang yang seruangan Anda kentut, pasti kan ada efeknya. Ya efeknya itu bau, kemungkinan terjadi nya besar dan itu bisa kita abaikan. Sesuatu hal yang kita timbang ini kita tidak mampu menerima nya berarti resiko.
Anda mulai usaha dengan modal 10 Milyar, duit Anda cuma 2 Milyar. Yang 8 Milyar Anda utang dengan cara Anda gadaikan rumah dan sebagainya, bahkan Anda hutang kepada mafia dan mafia nya kejam sekali. “Awas ya saya tahu anak mu sekolah dimana kalau ada apa-apa nanti saya incar anak mu”. Kemudian Anda kerja sama dengan orang yang baru Anda kenal, dan orang tadi baru 2 bulan keluar dari penjara.
Bagi Anda bisnis nya beresiko tidak, tetapi dengan kondisi yang sama dan dengan kepemilikan harta nya lebih banyak. Misalnya Bill Gates modal nya 10 Milyar kemungkinan berhasil nya hampir nol karena partner nya habis keluar dari penjara dan dia bergelut di dunia yang baru. Bagi Bill Gates itu beresiko atau tidak beresiko. Saya simpulkan kalau Anda mau bisnis atau investasi pertimbang kan resiko atau beresiko.
Kalau resiko nya ada dan Anda terima kemungkinan berhasil dan bisa Anda terima.Kalau Anda kena resiko lebih kecil maka akibat nya kecil. Dan juga siapa yang bisa bantu saya saya harus join sama siapa dan sudah Anda timbang semua ternyata masih bisa terima resiko dengan misi kekayaan Anda.
Apalagi kemungkinan kalau menang dapat nya banyak. “Why not”. Makanya saya Tung Desem Waringin saya sering buka dan tutup perusahaan karena sudah menimbang resiko, kalau tidak jadi tutup dan kalau jadi meledak lebih besar.
klik untuk SUMBER