Postingan

Entri yang Diunggulkan

Tanah Catu atau Tanah Wakaf Pada Jaman Kerajaan di Bali

Tanah catu atau tanah wakaf untuk kepentingan pura merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman Kerajaan di Bali. Berikut beberapa informasi tentang tanah catu: # Definisi Tanah catu adalah tanah yang disumbangkan atau diwakafkan oleh masyarakat atau raja untuk kepentingan agama, khususnya untuk pembangunan dan pemeliharaan pura. # Tujuan 1. Membangun dan memelihara pura. 2. Menyediakan tempat ibadah. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Mendukung kegiatan keagamaan. # Sejarah 1. Zaman Kerajaan Mengwi (abad ke-17). 2. Zaman Kerajaan Badung (abad ke-17). 3. Zaman Kerajaan Gianyar (abad ke-18). # Jenis Tanah Catu 1. Tanah catu pura (untuk pembangunan pura). 2. Tanah catu sanggah (untuk pembangunan sanggah/rumah pendeta). 3. Tanah catu banjar (untuk kegiatan sosial dan keagamaan). # Sumber 1. Sejarah Kerajaan Mengwi. 2. Sejarah Kerajaan Badung. 3. Dokumen-dokumen sejarah Bali. 4. Buku "Sejarah Bali" oleh Dr. I Gusti Ngurah Made Agung. # Contoh Pura yang Dibangun dengan T...

Pepaya Pendek Sudah Berbuah

Pepaya pendek adalah pepaya yang memiliki batang pendek dan bisa berbuah lebat. Berikut cara menanam pepaya pendek: 1. Tanam bibit pepaya seperti biasa dan rawat agar tumbuh dengan baik. 2. Setelah bibit berumur 1 bulan atau tinggi sekitar 40–50 cm, potong daun muda yang tumbuh di bagian paling atas. 3. Setelah tunas baru tumbuh, lakukan pemangkasan lagi dan sisakan batang setinggi 15 cm dari tanah. 4. Bungkus dengan plastik agar tidak busuk. 5. Tujuh hari setelah pemotongan kedua, lakukan seleksi tunas dan sisakan satu tunas yang dianggap paling baik pertumbuhannya. 6. Dalam waktu 3–4 bulan, buah pepaya akan mulai bermunculan. Sumber