Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

BENARKAH WUJUD SIWA DI INDIA DAN BALI SANGAT BERBEDA?

Gambar
Bentuk pribadi tertinggi Tuhan adalah Nirguṇa Nirākāra Śrī Śambha Sadāśiva yang beristana di pavilion Śivaloka. Dia adalah Saccidānanda Brahman atau Pañcavaktra dengan 5 wajah, 3 mata di setiap wajah, dan 10 lengan (representasi simbulis). Di Bali, lontar Jñāna Siddhānta memberikan pernyataan serupa: .—'Kemudian bayangkan ke 5 wajah-Nya, dengan 3 mata di setiap wajah, memiliki 10 lengan, tubuh berwarna kristal, bermahkota, dan mengenakan seekor ular melilit di badan-Nya, itulah Saṅ Hyaṅ Daśâkṣara yang menjadi tujuan setiap orang yang ingin membayangkan Bhaṭṭāra Saṅ Hyaṅ Śiva Sūksma-Sakala yang bersemayam di dalam lubuk hati.' 𝗟𝗮𝗹𝘂, 𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘂𝗺𝘂𝗺 𝗦𝗶𝘄𝗮 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗽𝗲𝘁𝗮𝗽𝗮? Di setiap alam semesta, Sadāśiva bermanifestasi menjadi Saguṇa Sākāra Īśvara yaitu sebagai Brahmā, Viṣṇu, dan Rudra. Rudra, sang pelebur, inilah bentuk Śiva yang paling dikenal sebagai Yogīśvara (petapa) yang tinggal di gunung Kailāsa. .—'Kulit-Nya dio

Delusion Scene

Gambar
This painting is called 'Delusion Scene'. You see a man trying to protect his father and completely neglect his wife and child (son) that are close to him. Wife represents the present life, son represents the future and on the other hand father represents the past, which man cherishes. Thus he loses his present life and future. This is what people are doing every day. Painting by Joseph Desiree-Court - 1826

Ida Dewa Agung Jambe

Gambar
Ida Dewa Agung Jambe Ida Dewa Agung Jambe atau Dewa Agung Jambe II adalah seorang raja Kerajaan Klungkung yang gugur saat Perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908. Pada 2023, ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia bersama dengan Abdul Chalim, Bataha Santiago, M Tabrani, Ratu Kalinyamat dan Ahmad Hanafiah.  sumber

Jawa di dalam beberapa prasasti Khmer

Gambar
Sumber Indonesia Tempoe Doeloe Pusat Dokumenter Dan Nostalgia  Khamer Abad 9 Medang Abad 9 Prasasti Sdok Kak Thom 974 saka (1052 M) ditulis dalam dua bahasa sanskerta dan Khmer.  “Yang Mulia Parameswara telah datang dari Jawa kemudian menjadi raja di Kerajaan Indrapura” (bait 61-62). Pada bait lain (71-72) disebutkan: “Yang Mulia Brahmana Hiranyadama yang ahli dalam ilmu gaib telah datang dari Janapada karena Paduka Yang Mulia Parameswara telah mengundangnya untuk mengadakan upacara religi, agar daerah Kamboja tidak lagi tergantung kepada Jawa, oleh karena Yang Mulia telah menjadi cakrawarti“. Kata “Jawa” tidak hanya ditemukan di dalam Prasasti Sdok Kak Thom saja, tetapi ditemukan juga di dalam Prasasti Vat Samrong dalam kalimat: “Yang Mulia, yang telah pergi ke tempat Parameswara (maksudnya mangkat) pergi ke Rdval, mempercayakan kepada Mratan Sri Prathivinarendra untuk mengadakan ritual guna mencegah daerah Kamboja dikuasai Jawa”. Dari keterangan kedua prasasti tersebut, dapat diduga